"Imbauan itu kami berikan kepada para pemilik hotel di kawasan Kuta, karena kasus penyakit yang ditularkan bakteri `legionella pneumophillia` itu pertama kali ditemukan pada beberapa wisatawan asing yang menginap di daerah tujuan wisata internasional tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Nyoman Sutedja di Denpasar, Jumat.
Dia menjelaskan, imbauan untuk lebih memperhatikan kebersihan di sekitar hotel itu, karena bakteri penyebar penyakit tersebut biasanya bersarang di dalam mesin pendingin ruangan (AC).
Jika pihak hotel bisa memperhatikan dan membiasakan membersihkan AC secara rutin, sudah cukup untuk menekan perkembangbiakan bakteri penyebar penyakit yang mengganggu saluran pernapasan manusia tersebut.
Sutedja mengatakan, selain melalui AC, penyebaran bakteri legionella juga bisa melalui air di kolam renang.
Untuk itu, perawatan dan pembersihan kolam renang dianjurkan dilakukan secara rutin disertai dengan penggunaan obat kimia, agar kebersihan airnya tetap terjaga.
Menurut Sutedja, kasus 11 warga asing yang dilaporkan positif legionellosis, sebenarnya sudah terjadi sejak Agustus hingga penghujung 2010.
"Namun, munculnya pasien kasus tersebut tidak terjadi sekaligus, tetapi berlangsung secara bertahap. Laporan kasus tersebut tidak kami terima secara langsung, melainkan melalui Kementerian Kesehatan RI," ujarnya.
Dari 11 pasien penyakit akibat bakteri tersebut, sembilan orang di antaranya merupakan warga Australia, selebihnya dari Belanda dan Prancis.
Dikatakan, 11 turis yang terjangkit legionella itu tak menetap dalam jangka waktu lama di Bali. Rata-rata mereka berlibur di Pulau Dewata dalam kurun waktu 7-10 hari sesuai masa berlaku visa kunjungan.
Sebagian besar dari mereka sudah berusia agak lanjut di atas 45 tahun, kelompok yang lebih mudah terjangkit legionella.
Turis asing itu selama di Bali juga tak hanya berdiam di satu tempat. Selain itu, mereka diperkirakan tak memiliki daya tahan tubuh yang baik dan masih belum beradaptasi dengan iklim di Bali.
Sumber: yahoo.com
Dia menjelaskan, imbauan untuk lebih memperhatikan kebersihan di sekitar hotel itu, karena bakteri penyebar penyakit tersebut biasanya bersarang di dalam mesin pendingin ruangan (AC).
Jika pihak hotel bisa memperhatikan dan membiasakan membersihkan AC secara rutin, sudah cukup untuk menekan perkembangbiakan bakteri penyebar penyakit yang mengganggu saluran pernapasan manusia tersebut.
Sutedja mengatakan, selain melalui AC, penyebaran bakteri legionella juga bisa melalui air di kolam renang.
Untuk itu, perawatan dan pembersihan kolam renang dianjurkan dilakukan secara rutin disertai dengan penggunaan obat kimia, agar kebersihan airnya tetap terjaga.
Menurut Sutedja, kasus 11 warga asing yang dilaporkan positif legionellosis, sebenarnya sudah terjadi sejak Agustus hingga penghujung 2010.
"Namun, munculnya pasien kasus tersebut tidak terjadi sekaligus, tetapi berlangsung secara bertahap. Laporan kasus tersebut tidak kami terima secara langsung, melainkan melalui Kementerian Kesehatan RI," ujarnya.
Dari 11 pasien penyakit akibat bakteri tersebut, sembilan orang di antaranya merupakan warga Australia, selebihnya dari Belanda dan Prancis.
Dikatakan, 11 turis yang terjangkit legionella itu tak menetap dalam jangka waktu lama di Bali. Rata-rata mereka berlibur di Pulau Dewata dalam kurun waktu 7-10 hari sesuai masa berlaku visa kunjungan.
Sebagian besar dari mereka sudah berusia agak lanjut di atas 45 tahun, kelompok yang lebih mudah terjangkit legionella.
Turis asing itu selama di Bali juga tak hanya berdiam di satu tempat. Selain itu, mereka diperkirakan tak memiliki daya tahan tubuh yang baik dan masih belum beradaptasi dengan iklim di Bali.
Sumber: yahoo.com
Most cases of cervical cancer are easily preventable with regular screening tests and follow-up. It also is highly curable when found and treated early. Now vaccines are available to protect against the most common cause of cervical cancer.
The main cause of cervical cancer is human papillomavirus (HPV), a common virus that can be passed from one person to another during sex. HPV also causes other cancers, including vaginal, vulvar, anal, penile, and some head and neck cancers. At least half of sexually active people will have HPV at some point in their lives.
HPV vaccines protect against the types of HPV that most commonly cause cervical cancer. Two HPV vaccines are licensed by the U.S. Food and Drug Administration and recommended by CDC. These vaccines are Cervarix® (made by GlaxoSmithKline) and Gardasil® (made by Merck). Both vaccines are very effective against HPV types 16 and 18, which cause most cervical cancers. So both vaccines prevent cervical cancer and precancer in women.